Sabtu, 15 November 2008

Meminta maaf, why not ?



Kata maaf memang mudah di ucapkan, tetapi ternyata banyak yang enggan untuk mengucapkanya. Dua suku kata itu menjadi sangat susah untuk diucapkan oleh banyak orang karena berbagai alasan. Baik meminta maaf maupun memberi maaf ternyata sangatlah susah. Berikut penulis berusaha menyingkap tabir mengapa orang begitu susah untuk meminta maaf. Penulis berharap setelah membaca tulisan ini, pembaca semua menjadi orang yang mudah mengakui kesalahan dan meminta maaf dan juga mudah untuk memaafkan apabila ada orang yang meminta maaf.

• MEMINTA MAAF TIDAK MENGENAL STATUS : apapun posisi anda dan kepada siapapun anda ingin meminta maaf, adalah tidak ada ketabuan dalam meminta maaf.. Banyak orang yang merasa hina ketika meminta maaf karena kesombongan dirinya bahwa dia tidak pantas meminta maaf. Karena kesombongannya inilah dia menjadi orang yang membenarkan setiap kesalahannya. Anda pejabat, adalah pantas saja anda meminta maaf kepada anak buah, toh anda juga manusia yang tidak selalu benar. Anda seorang ayah, tidak merupakan tindakan yang hina dan merugikan kalau anda minta maaf kepada istri maupun anak-anak anda, justru akan mempererat cinta kasih diantara anggota keluarga. Anda seorang bos, tidaklah tabu dan membahayakan bisnis anda misalkan anda mengulurkan tangan memita maaf kepada karyawan anda. Anda orang kaya di lingkungan anda, tidaklah menjadi jatuh martabat anda karena minta maaf kepada orang yang miskin di sekitar anda. Intinya apapun posisi anda janganlah menjadi penghalang untuk meminta maaf. Ingat, setiap orang bisa berbuat salah dan dengan meminta maaf tidak akan jatuh harkat dan martabat anda, tetapi itu menunjukkan kebesaran dan keluhuran jiwa anda. Setuju…..?
• JANGAN BERBURUK SANGKA SEBELUM MEMINTA MAAF. Banyak orang yang khawatir tidak akan di maafkan ketika dia mau meminta maaf. Bagi anda peminta maaf, bukanlah urusan anda akan dimaafkan atau tidak. Hal itu adalah urusan yang dimintai maaf. Tetapi apabila anda sudah berani meminta maaf, satu keuntungan sudah pasti anda dapatkan yaitu anda telah memaafkan diri anda sendiri. Tidak akan ada lagi rasa bersalah kepada orang lain yang akan menyiksa hati dan pikiran anda, tetapi walaupun begitu tetaplah menyesal dan berusahalah tetap memperbaiki kesalahan yang telah anda lakukan.
• MEMINTA MAAF AKAN MERUBAH PERMUSUHAN MENJADI RASA SALING PENGERTIAN. Dengan anda meminta maaf, rasa permusuhan yang umumnya mendatangkan kerugian akan berganti menjadi rasa persahabatan dan saling pengertian diantara sesama. Ingatlah, api pasti padam oleh air, begitu juga rasa benci yang membara seseorang terhadap anda akan sirna apabila anda menyikapinya dengan dingin dan lembut seperti sifat air.

Dari uraian saya diatas penulis berharap anda menjadi orang yang tidak merasa selalu benar, mempunyaio hati yang lembut dan terbebas dari rasa sombong. Meminta maaflah selagi anda punya kesempatan. Pisahkan rasa benci dan permusuhan dari hati anda. Rasa benci akan menyiksa diri anda sendiri




2 komentar:

Anonim mengatakan...

Setuju banget...
Memberi dan meminta maaf merupakan perbuatan mulia.
Baik memberi dan meminta maaf harus dilandasi rasa tulus dan ikhlas...Ini yang terkadang sulit dalam prakteknya bila kita masih mengedepankan "ego". Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita jumpai orang yang derajatnya lebih tinggi menurut ukuran dunia (pangkat dan jabatan lebih tinggi, umur lebih tua dan sebagaimya) memberi maaf apalagi meminta maaf kepada orang yang derajatnya lebih rendah."Ego" harus kita buang jauh-jauh.

Meminta maaf pada hakekatnya perbuatan yang belum dapat dipastikan khasilnya. Amat tergantung pada yang dimintai maaf. Bisa diberi bisa tidak. Hasilnya amat diluar kendali kita. Namun sebaliknya, memberi maaf itu sepenuhnya dalam kendali kita. Memberi maaf merupakan niat dan amal perbuatan kita. Memberi maaf atau memaafkan, adalah sikap batin dan amalan kita, untuk melupakan kejadian buruk yang menimpa kita karena perbuatan seseorang atau beberapa orang disertai niat untuk tidak membalas perbuatan buruk itu.

Mungkin kita pernah mendengar kata-kata: ”Saya bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan”. Ini sikap memaafkan yang tidak lengkap dan menjadi tidak bermakna. Memaafkan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuhnya, seutuhnya, tulus ikhlas barulah bermakna, barulah penuh berkah, dan mulia.

Konon orang Jepang mudah sekali minta maaf. Ini tidak terlepas dari budaya orang Jepang yang sangat menjaga
perasaan orang lain. Begitu konon katanya. Selain itu, orang Jepang punya cara untuk meminta maaf yaitu tidak hanya melalui ucapan saja, tetapi juga melalui perbuatannnya.

Mungkin kita berpikir bahwa meminta maaf akan membenahi semua persoalan. Tetapi ada yang bilang, kata-kata di bibir takkan bisa menambal perahu bocor. Tindakanlah yang menyelamatkan hubungan dari keretakan dan luka yang lebih dalam. Untuk meluruskan kesalahan, nyatanya perlu tindakan. Kecil pun tak apa. Kesungguhan dari permintaan maaf perlu diejawantahan dengan tindakan. Orang bijak bilang, kata-kata mungkin bersayap, namun tindakan adalah dahan untuk hinggap.

Jadi memberi dan meinta maaf harus dilakukan dengan tulus ikhlas, dinyatakan dalam lisan dan dibuktikan dengan tindakan (amal perbuatan).

Anonim mengatakan...

thanks comment nya...
anda lebih bijaksana dari penulis...